Bersyukur Atas Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Bersyukur Atas Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Oleh : M.Mudrik Bahraini



Di setiap tanggal  17 agustus,kita semua warga Negara Indonesia di penuhi oleh rasa kebahagiaan. Di masing-masing tempat,depan rumah,lorong gang,sekolah,perkantoran seantero pelosok negri berkibar bendera sang saka merah putih. Dengan penuh antusias dan semangat yang menggelora,bayangan kita seolah di bawa kembali pada masa awal kemerdekaan. Dan saat ini negri kita telah memasuki usia yang tidak lagi muda. Tujuh puluh lima tahun yang lalu, semua elemen bangsa,para leluhur dan pahlawan ibu pertiwi mengorbankan jiwa raga untuk berjuang demi kemerdekaan,bebas dari belenggu penjajahan.


 Berhubungan dengan kemerdekaan,dalam Kitab al-Wilâyah ‘alal Buldân fî ‘Ashril Khulafâ’ ar-Râsyidîn, Sayyidina Umar bin Khattabradliyallahu 'anh pernah melontarkan kalimat yang terkenal  dan di kenang sepanjang masa : “Sejak kapan kalian memperbudak manusia, sedangkan ibu-ibu mereka melahirkan mereka sebagai orang-orang merdeka.”


“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.”


Sayyidina Umar memang menyampaikannya dengan nada tanya, namun sesungguhnya beliau sedang mengorek kesadaran kita tentang hakikat manusia. Menurutnya, manusia secara fitrah adalah merdeka. Bayi yang lahir ke dunia tak hanya dalam keadaan suci tapi juga bebas dari segala bentuk ketertindasan. Sebagai konsekuensinya, penjajahan sesungguhnya adalah proses pengingkaran akan sifat hakiki manusia. Karena itu Islam mengizinkan membela diri ketika kezaliman menimpa diri. Hal ini pula yang dilakukan para ulama, santri, dan umat Islam bangsa ini ketika menghadapi penjajahan Belanda dan Jepang pada masa lalu. Perjuangan mereka lakukan bersama berbagai elemen bangsa lain yang tidak hanya beda suku dan daerah tapi juga agama dan kepercayaan. Sebab, kemerdekaan memang menjadi persoalan manusia secara keseluruhan, bukan cuma golongan tertentu. Islam mengakuinya sebagai nilai yang universal.


Al-Qur’an bahkan secara tersirat menyejajarkan posisi agama dan tanah air dalam Surat al-Mumtahanah ayat 8 yang artinya :
Oleh KH Quraish Shihab,salah sorang ulama tafsir al qur’an Indonesia,bahwa ayat tersebut memberi pesan bahwa Islam menyejajarkan antara agama dan tanah air. Oleh Al-Qur’an keduanya dijadikan alasan untuk tetap berbuat baik dan berlaku adil. Al-Qur’an memberi jaminan kebebasan beragama sekaligus jaminan bertempat tinggal secara merdeka. Tidak heran bila sejumlah ulama memunculkan jargon hubbul wathan minal iman (cinta tanah air adalah sebagian dari iman).


Dan ada banyak cara untuk menyambut hari kemerdekaan ini,yang paling utama adalah mensyukuri secara sungguh-sungguh dan sepenuh hati atas anugerah kemanan atas agama dan negara kita dari belenggu penjajahan yang menyengsarakan. Lalu, bagaimana cara kita mensyukuri kemerdekaan ini? Pertama, mengisi kemerdekaan  dengan meningkatkan ketakwaan kepada Allah. Kedua,senantiasa sekuat tenaga untuk mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran. Ketiga,bagi seluruh santri atau pelajar di seluruh pelosok Indonesia, bersyukurlah kalian masih diberikan kenikmatan oleh alloh untuk mendapatkan pendidikan dan ajaran yang layak walaupun masih ada keterbatasan dan ketidak sempurnaan. Janganlah mudah mengeluh dan putus asa menghadapi tantangan zaman saat ini. Dan tetaplah ingat atas jasa para pahlawan leluhur bangsa yang mendahului kita semua demi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Selamat Hari Ulang Tahun ke-75 Republik Indonesia.

Semoga Alloh subhanahu Wataa’la senantiasa melindungi negri tercinta kita. Al fatihah. 

Posting Komentar

0 Komentar